MAKALAH TABEL KEBENRARAN
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Warohmatullahi
Wabarokatuh
Puji syukur kita panjatkan kepada
Allah Subkhanallahuwata’ala. Sholawat serta salam kita kirimkan kepada
junjungan Nabi besar Muhammad Sholallahu’alaihi Wassalam, karena atas
hidayah-Nyalah paper ini dapat diselesaikan. Paper ini penulis sampaikan kepada
pembina Mata Kuliah Pembelajaran logika informatika
bapak Romadon S.pd, M.Pd,
sebagai tugas pendalaman pembelajaran Matematika.
Wassalamu’alaikum Warohmatullahi
Wabarokatuh.
Kotabumi,desember 2018
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
……………………………................................................1
DAFTAR
ISI……………………………................................................................2
BAB I : PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah …………………………...…...................................3
B. Rumusan Masalah ……………………………...........
....................................3
C.
Tujuan ……………………………...........................................……………...3
BAB II : PEMBAHASAN
A.
Pengertian Logika Matematika ……………………………............................4
B.
Pernyataan ……………………………............................................................4
C.
Kata Hubung Kalimat……………………………..........................................
5
D.
Negasi dari Pernyataan Majemuk…………………………………………..…8
E.
Kontradiksi, Tautologi, dan Ekuivalensi Pernyataan-Pernyataan
Majemuk……………………………………………………………………..10
F.
Hukum-Hukum Logika ……………………………..................................11.
G.
Pernyataan Berkuantor............................................................................12
H.
Ingkaran Pernyataan Berkuantor............................................................12
I.
Validitas Pembuktian..............................................................................13
J.
Bukti dalam Matematika................................................................................15
K.
Latihan Soal……………………………........................................................16
L.
Kunci Jawaban……………………………....................................................16
BAB III : PENUTUP
A.
Kesimpulan.....................................................................................................18
B.
Saran ..............................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA
...............................................................................................19.
BAB
1
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang Masalah
Suatu kenyataan yang
tidak dapat dibantah bahwa logika, penalaran dan argumentasi sangat sering
digunakan dalam kehidupan nyata sehari-hari, didalam mata pelajaran matematika
maupun mata pelajaran lainnya. Dalam arti luas, logika adalah suatu cabang ilmu
yang mengkaji penurunan-penurunan kesimpulan yang shahih dan yang tidak shahih.
Karenanya logika sangat berguna bagi siswa, disamping dapat meningkatkan daya
nalar atau proses berfikir yang terjadi di saat menurunkan dan menarik
kesimpulan dari pernyataan yang diketahui benar atau dianggap benar, namun
dapat diaplikasikan di dalam kehidupan nyata mereka sehari-hari. Tujuan
pembelajaran logika matematika pada dasarnya adalah agar para siswa dapat
menggunakan aturan-aturan dasar logika matematika untuk penarikan kesimpulan.
Oleh karena itu, kompetensi yang
hendak dicapai adalah agar para siswa memiliki kemampuan dan keterampilan dalam
hal mengembangkan dan memanfaatkan logika yang dimiliki serta menambah
pengetahuan tentang mata pelajaran ini.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa
pengertian dari logika matematika ?
2.
Apa saja
kata hubung kalimat pernyataan majemuk ?
3.
Bagaimana
ingkaran dari pernyataan majemuk ?
4.
Apa saja
hukum-hukum logika ?
5.
Apa saja
yang digunakan untuk penarikan kesimpulan ?
C. Tujuan
1.
Untuk
mengetahui pengertian dari logika matematika.
2.
Untuk
mengetahui kata hubung kalimat penyataan majemuk.
3.
Untuk
mengetahui ingkaran dari pernyataan majemuk.
4.
Untuk
mengetahui hukum-hukum logika.
5.
Untuk
mengetahui penarikan kesimpulan.
BAB
2
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Logika Matematika
Logika Matematika atau
Logika Simbol ialah logika yang menggunakan bahasa Matematika,
yaitu dengan menggunakan lambang-lambang atau simbol- simbol.
Keuntungan atau kekuatan bahasa
simbol adalah: ringkas, univalent/bermakna tunggal, dan universal/dapat dipakai
dimana-mana.
B.
Pernyataan
Kalimat adalah
rangkaian kata yang disusun menurut aturan bahasa yang mengandung arti.
Pernyataan adalah kalimat yang mempunyai nilai benar atau salah, tetapi tidak
sekaligus benar dan salah (pernyataan disebut juga preposisi, kalimat
deklaratif). Benar diartikan ada kesesuaian antara apa yang dinyatakan dengan
keadaan yang sebenarnya. Perhatikan beberapa contoh berikut!
1.
Al-Quran
adalah sumber hukum pertama umat Islam
2.
4 + 3 = 8
3.
Rapikan
tempat tidurmu!
Contoh nomor 1 bernilai benar,
sedangkan contoh nomor 2 bernilai salah, dan keduanya adalah pernyataan.
Kalimat 3 di atas tidak mempunyai nilai benar atau salah, sehingga bukan
pernyataan.
a)
Kalimat Terbuka
Adalah kalimat yang belum tentu
bernilai benar atau salah. Kalimat terbuka biasanya ditandai dengan adanya
variabel (peubah). Jika variabelnya diganti dengan konstanta dalam semesta yang
sesuai maka kalimat itu akan menjadi sebuah pernyataan.
Variabel (Peubah) adalah lambang
yang menunjukkan anggota yang belum tentu dalam semesta pembicaraan, sedangkan konstanta
adalah lambang yang menunjukkan anggota tertentu dalam semesta pembicaraan.
Pengganti variabel yang menyebabkan kalimat terbuka menjadi pernyataan yang
bernilai benar, disebut selesaian atau penyelesaian.
Contoh kalimat terbuka :
1. yang duduk di bawah pohon itu
cantik rupanya
2. x + 2 = 8
b)
Pernyataan Majemuk
Logika merupakan sistem
matematika artinya memuat unsur-unsur yaitu pernyataan-pernyataan dan
operasi-operasi yang didefinisikan. Operasi-operasi yang akan kita temui berupa
kata sambung logika :
1)
Merupakan
lambang operasi untuk negasi
2)
Merupakan
lambang operasi untuk konjungsi
3)
Merupakan
lambang operasi untuk disjungsi
4)
Merupakan
lambang operasi untuk implikasi
5)
Merupakan
lambang operasi untuk biimplikasi
C. Kata
Hubung Kalimat
1. Ingkaran
atau Negasi
Ingkaran/Negasi dari
suatu pernyataan adalah pernyataan lain yang diperoleh dengan menambahkan kata
”tidak” atau menyisipkan kata ”bukan” pada pernyataan semula. Ingkaran dari
suatu pernyataan p disajikan dengan lambang atau –p atau ~p, dan dibaca: ”tidak
p”. Bila peryataan p bernilai benar, maka ingkarannya bernilai salah dan sebaliknya.
Contoh Soal :
Misalkan pernyataan
p : Tembakau yang
mengandung nikotin.
Ingkaran penyataan p
~ p : Tidak benar bahwa
tembakau mengandung nikotin.
Dengan tabel kebenaran
![](file:///C:/Users/HP/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image002.jpg)
![](file:///C:/Users/HP/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image002.jpg)
2. Konjungsi
Pernyataan p dengan q dapat
digabung dengan kata hubung logika “dan” sehingga membentuk pernyataan majemuk
“p dan q” yang disebut konjungsi. Konjungsi “p dan q” dilambangkan dengan “p
q”. Konjungsi dua pernyataan p dan q bernilai benar hanya jika kedua
pernyataan komponennya bernilai benar. Dan jika salah satu atau kedua
pernyataan komponennya salah, maka konjungsi itu salah.
Dengan tabel kebenaran
Contoh Soal :
Jika, p : Ima anak pandai
q : Ima anak cekatan
maka p ∧ q : Ima anak pandai dan
cekatan
Pernyataan p ∧ q bernilai benar jika Ima
benar-benar anak pandai dan benar-benar anak cekatan.
3. Disjungsi/
Alternasi
Pernyataan p dengan q dapat
digabung dengan kata hubung logika “atau” sehingga membentuk pernyataan majemuk
“p atau q” yang disebut disjungsi. Disjungsi p atau q dilambangkan dengan “p q”. Dalam kehidupan
sehari-hari, kata “atau” dapat berarti salah satu atau kedua-duanya, dapat pula
berarti salah satu tetapi tidak kedua-duanya.
Berdasarkan pengertian di atas,
dua buah pernyataan yang dihubungkan dengan ”atau” merupakan disjungsi dari
kedua pernyataan semula. Dari pengertian kata “atau” di atas maka muncul dua
macam disjungsi yaitu sebagai berikut.
a)
Disjungsi inklusif, yaitu dua pernyataan
yang bernilai benar apabila paling sedikit satu dari keduanya bernilai benar
yang diberi simbol “∨". Untuk
disjungsi inklusif dua pernyataan p atau q ditulis p ∨ q. sebagai contoh sekarang
perhatikan pernyataan berikut ini, “Andi seorang siswa yang pintar atau seorang
atlit berbakat”. Pernyataan itu akan menimbulkan penafsiran “Andi seorang siswa
yang pintar, atau seorang atlit yang berbakat, mungkin kedua-duanya”.
Pernyataan dengan tafsiran seperti itu merupakan contoh disjungsi inklusif.
Untuk contoh yang lain perhatian contoh berikut ini.
1)
Persegi
memiliki empat sisi atau empat sudut.
2)
Adi
membawa pensil atau bolpoin.
b)
Disjungsi eksklusif
Disjungsi eksklusif, yaitu dua
pernyataan bernilai benar apabila hanya satu dari dua pernyataan bernilai benar
yang diberi simbol “⊻”. Disjungsi eksklusif dua
pernyataan p dan q ditulis p ⊻ q. Sekarang perhatikan
pernyataan sebelumnya lagi, “Andi seorang siswa yang pintar atau seorang atlit
berbakat”. Pernyataan itu akan menimbulkan penafsiran “Andi seorang siswa yang
pintar, atau seorang atlit yang berbakat, tetapi tidak kedua-duanya (dipilih
salah satu)”. Pernyataan dengan tafsiran seperti itu merupakan contoh disjungsi
eksklusif. Untuk contoh yang lain perhatikan contoh berikut ini.
1)
Andika
lahir di Bali atau di Surabaya
2)
Dua garis
pada satu bidang sejajar atau berpotongan.
Tabel kebenaran disjungsi
ekslusif di berikan sebagai berikut.
![](file:///C:/Users/HP/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image009.jpg)
Catatan : Jika dalam suatu soal
tidak diberikan keterangan, maka disjungsi yang dimaksud adalah disjungsi
inklusif.
4. Implikasi
Implikasi “jika p maka q”
dilambangkan dengan “p q”. Dalam implikasi p ⇒ q, p disebut hipotesa
(anteseden) dan q disebut konklusi (konsekuen). Bernilai benar jika anteseden
salah atau konsekuen benar, anteseden dan konsekuen sama-sama benar, dan
anteseden dan konsekuen salah, dan bernilai salah jika antesedennya bernilai
benar, sedangkan konsekuennya salah.
Dengan tabel kebenaran
![](file:///C:/Users/HP/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image011.jpg)
![](file:///C:/Users/HP/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image011.jpg)
Contoh soal:
Jika, p : Matahari bersinar
q : udara terasa
hangat
Jadi, p q : “Jika
matahari bersinar maka udara terasa hangat”,
Jadi, bila kita tahu bahwa
matahari bersinar, kita juga tahu bahwa udara terasa hangat. Berdasarkan
pernyataan diatas, maka untuk menunjukkan bahwa udara tersebut hangat adalah
cukup dengan menunjukkan bahwa matahari bersinar atau matahari bersinar
merupakan syarat cukup untuk udara terasa hangat. Sedangkan untuk menunjukkan
bahwa matahari bersinar adalah perlu dengan menunjukkan udara menjadi hangat
atau udara terasa hangat merupakan syarat perlu bagi matahari bersinar. Karena
udara dapat menjadi hangat hanya bila matahari bersinar.
Dari suatu Implikasi p q dapat
dibentuk pernyataan majemuk :
Konvers, Invers, dan Kontraposisi
Dari pernyataan berbentuk
implikasi dapat kita turunkan pernyataan-pernyataan baru yang disebut invers,
konvers, dan kontraposisi.
Ingkaran dari Implikasi Konvers,
Invers dan Kontraposisi (Husein: 3013)
a)
Ingkaran
Konvers: ~ (p Þ
q) º (q ~ p)
b)
Ingkaran
Invers : ~(~ p Þ~
q) º ~p q
c)
Ingkaran
Kontraposisi: ~(~ q Þ~ p) º
~q p
5. Biimplikasi
atau Bikondisional
Biimplikasi “p jika dan hanya
jika q” dilambangkan dengan “p q”. Biimplikasi bernilai benar apabila
anteseden dan konsekuen kedua-duanya bernilai benar atau kedua-duanya bernilai
salah. Jika tidak demikian maka biimplikasi bernilai salah.
Dengan tabel kebenaran
![](file:///C:/Users/HP/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image013.jpg)
![](file:///C:/Users/HP/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image013.jpg)
Contoh Soal :
p : Saya memakai mantel
q : saya merasa dingin
maka, p q = “Saya memakai
mantel jika dan hanya jika saya merasa dingin”.
Pengertian kita adalah
“Jika saya memakai mantel maka saya merasa dingin” dan juga “Jika saya merasa
dingin maka saya memakai mantel”. Terlihat bahwa jika saya memakai mantel
merupakan syarat perlu dan cukup bagi saya merasa dingin, dan saya merasa
dingin merupakan syarat perlu dan cukup bagi saya memakai mantel. Terlihat
bahwa kedua peristiwa itu terjadi serentak.
D. Negasi
dari Pernyataan Majemuk
Berikut ini adalah pembahasan
tentang negasi pernyataan majemuk, yaitu negasi suatu konjungsi, disjungsi,
implikasi, dan biimplikasi
1.
Negasi Suatu Konjungsi
Karena suatu konjungsi p ∧ q akan bernilai benar hanya jika
kedua komponennya bernilai benar. Maka negasi suatu konjungsi p ∧ q adalah ~p ∨ ~q; sebagaimana ditunjukkan
tabel kebenaran berikut:
![](file:///C:/Users/HP/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image015.jpg)
![](file:///C:/Users/HP/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image017.jpg)
![](file:///C:/Users/HP/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image015.jpg)
![](file:///C:/Users/HP/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image017.jpg)
Contoh Soal :
Jika, p : Ima anak pandai, dan
q : Ima anak cekatan.
maka p ∧ q : Ima anak pandai dan
cekatan
Pernyataan p ∧ q bernilai benar jika Ima
benar-benar anak pandai dan benar-benar anak cekatan.
Apabila p ∧ q jika di negasikan menjadi
~p ∨ ~q
Maka ~p ∨ ~q : Ima bukan anak pandai atau
bukan cekatan
2.
Negasi Suatu Disjungsi
Negasi suatu disjungsi p ∨ q adalah ~p ∧ ~q sebagaimana ditunjukkan tabel
kebenaran berikut:
![](file:///C:/Users/HP/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image017.jpg)
![](file:///C:/Users/HP/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image017.jpg)
Contoh soal :
Jika p : Persegi memiliki empat
sisi
q : empat sudut
maka, p ∨ q : Persegi memiliki empat sisi
atau empat sudut
Apabila p ∨ q dinegasikan menjadi ~p ∧ ~q
Maka ~p ∧ ~q : Persegi tidak memiliki
empat sisi dan empat sudut
3.
Negasi Suatu Implikasi
Dengan demikian, p ⇒ q ≡ ~[~ (p ⇒ q)] ≡ ~( p ∧ ~q) ≡ ~p ∨ q
Contoh soal:
Jika, p : Matahari bersinar
q : udara terasa
hangat
Jadi, p q : “Jika
matahari bersinar maka udara terasa hangat”
Apablia p ⇒ q dinegasikan menjadi p∧~q
Maka, p∧~q : matahari bersinar dan udara
tidak terasa hangat
4.
Negasi Suatu Biimplikasi
Karena biimplikasi atau bikondisional
p ⇔ q ekuivalen dengan
(p ⇒ q) ∧ (q ⇒ p);
sehingga:
~ (p ⇔ q) ≡ ~[(p ⇒ q) ∧ (q ⇒ p)]
≡ ~[(~p ∨ q) ∧ (~q ∨ p)]
≡ ~(~p ∨ q) ∨ ~(~q ∨ p)]
≡ (p ∧ ~q) ∨ (q ∧ ~p)
Contoh Soal :
p : Saya memakai mantel
q : saya merasa dingin
maka, p q = “Saya memakai
mantel jika dan hanya jika saya merasa dingin”.
Apabila p q dinegasikan menjadi
(p ⇒ q) ∧ (q ⇒ p)
Maka, (p ⇒ q) ∧ (q ⇒ p) : Jika saya memakai mantel
maka maka saya merasa dingin dan jika saya merasa dingin maka saya memakai
mantel.
E.
Kontradiksi, Tautologi,
Ekuivalensi Pernyataan-Pernyataan Majemuk
1.
Pengertian Kontradiksi
Kontradiksi adalah
sebuah pernyataan majemuk yang selalu salah untuk semua kemungkinan nilai
kebenaran dari pernyataan-pernyataan komponennya.
Contoh pernyataan: “Junus masih
bujang atau Junus bukan bujang” akan selalu bernilai benar tidak bergantung
pada apakah junus benar-benar masih bujang atau bukan bujang.
Jika p : junus masih bujang, dan
~p : junus bukan bujang, maka pernyataan diatas berbentuk p ∨ ~p. (coba periksa nilai
kebenarannya dengan menggunakan tabel kebenaran). Setiap pernyataan yang
bernilai benar, untuk setiap nilai kebenaran komponen-komponennya, disebut
tautologi.
2.
Pengertian Tautologi
Tautologi adalah sebuah
pernyataan majemuk yang selalu benar untuk semua kemungkinan nilai kebenaran
dari pernyataan-pernyataan komponennya.
Contoh pernyataan: “Pratiwi
seorang mahasiswa dan bukan mahasiswa”. Pernyataan ini selalu bernilai salah,
tidak tergantung pada nilai kebenaran dari “Pratiwi seorang mahasiswa” maupun
“Pratiwi bukan mahasiswa”.
Jika r : Pratiwi mahasiswa maka ~
r : Pratiwi bukan mahasiswa maka pernyataan di atas berbentuk r ∧ ~ r (Coba periksa nilai
kebenarannya dengan menggunakan tabel kebenaran).
Setiap pernyataan yang selalu
bernilai salah, untuk setiap nilai kebenaran dari komponen-komponen disebut
kontradiksi. Karena kontradiksi selalu bernilai salah,
maka kontradiksi merupakan
ingkaran dari tautologi dan sebaliknya.
3.
Ekuivalensi Pernyataan –
Pernyataan Majemuk
![](file:///C:/Users/HP/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image019.jpg)
![](file:///C:/Users/HP/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image019.jpg)
a)
implikasi
º
kontraposisi : p Þ
q º
~ q Þ
~ p
b)
konvers
º
invers : q Þ p º
~ p Þ
~ q
c)
~(p Ù q)
º
~ p Ú ~ q : ingkaran dari konjungsi
d)
~(p Ú q)
º
~ p Ù ~ q : ingkaran dari
disjungsi
e)
~(p Þ q)
º
p Ù
~ q : ingkaran dari
implikasi
f)
p Þ q º
~ p q
g)
~(p
Û
q) º
(p Ù ~ q) Ú (q Ù
~ p) : ingkaran dari biimplikasi
F.
Hukum-Hukum Logika
G. Pernyataan
Berkuantor
Pernyataan berkuantor
artinya pernyataan yang mengandung ukuran kuantitas atau jumlah. Pernyataan
berkuantor mengandung kata semua, setiap, tiap-tiap, ada, terdapat, beberapa
dan sebagainya.
Terdapat dua macam kuantor, yaitu
:
1. Kuantor Universal.
Disebut juga kuantor umum,
ditandai dengan kata : “semua, setiap, tiap-tiap” atau ditulis (x).
Kuantor universal dilambangkan (x),p(x).
Contoh Soal :
a)
Semua
siswa memakai seragam.
b)
Tiap-tiap
kelas selalu menjaga kebersihan.
c)
Setiap
manusia punya kesalahan.
d)
Setiap
bilangan asli adalah bilangan cacah.
2.
Kuantor Eksistensial.
Disebut juga Kuantor
Khusus, ditandai dengan kata : “ Ada, terdapat, beberapa “ atau ditulis
(x). Kuantor eksistensial dilambangkan (x), p(x)
Contoh Soal:
a)
Ada siswa
yang tidak mengerjakan PR.
b)
Terdapat
bilangan prima yang genap.
c)
Beberapa
kelas sedang tidak belajar.
H. Ingkaran
Pernyataan Berkuantor
1.
Ingkaran Kuantor Universal
Ingkaran dari pernyataan majemuk
“untuk semua x, sehingga berlaku p(x)” adalah “ada x, sehingga berlaku bukan
p(x)”,ditulis ~[(x), p(x)] (x), ~p(x)
Contoh Soal :
p : Semua kucing berwarna putih.
-p : Tidak benar bahwa
semua kucing berwarna putih.
-p : Ada kucing yang tidak
berwarna putih.
Secara umum ingkaran dari semua
adalah ada/beberapa, dan dilambangkan :
– ( (x),p(x)) (x), -p(x)
2.
Ingkaran
Kuantor Eksistensial.
Ingkaran dari pernyataan “ada x,
sehingga berlaku p(x)” adalah “untuk semua x, sehingga berlaku bukan p(x)”,
ditulis ~[($x), p(x)] º
("x),
~p(x)
Contoh Soal:
p : Adaperempuan yang menjadi
presiden.
-p : Tidak ada perempuan yang
menjadi presiden.
-p : Semua perempuan tidak
menjadi presiden.
Secara umum ingkaran dari
Ada/beberapa adalah semua, dan dilambangkan :
– ((x), p(x) )
(x),-p(x)
I. Validitas
Pembuktian
. 1
Premis dan Argumen
Premis adalah pernyataan-pernyataan
yang digunakan untuk menarik suatu kesimpulan, sehingga suatu
premis dapat berupa aksioma, hipotesa, definisi atau pernyataan yang sudah
dibuktikan sebelumnya.
Sedang yang dimaksud dengan
argumen adalah kumpulan kalimat yang terdiri atas satu atau lebih premis yang
mengandung bukti-bukti (evidence) dan suatu (satu) konklusi. Konklusi
ini selayaknya (supposed to) diturunkan dari premis-premis.
2.
Validitas Pembuktian (I)
a)
Modus
Ponen
Premis 1 : p q
Premis 2 : p
Konklusi : q
Contoh Soal :
Premis 1
: Jika saya belajar, maka saya
lulus ujian (benar)
Premis 2
: Saya belajar (benar)
Konklusi
: Saya lulus ujian (benar)
Baris pertama dari tabel
kebenaran kondisional (implikasi) menunjukkan validitas dari bentuk argumen
modus ponen.
b)
Modus
Tolen :
Premis 1 : p q
Premis 2 : ~ q
Konklusi : ~
p
Contoh Soal :
Premis 1
: Jika hari hujan maka saya
memakai jas hujan (benar)
Premis 2
: Saya tidak memakai jas hujan
(benar)
Konklusi
: Hari tidak hujan (benar)
Perhatikan bahwa jika p terjadi
maka q terjadi, sehingga jika q tidak terjadi maka p tidak terjadi.
c)
Silogisma
:
Premis 1 : p q
Premis 2 : q r
Konklusi : p r
Contoh :
Premis 1
: Jika kamu benar, saya
bersalah (B)
Premis 2
: Jika saya bersalah, saya
minta maaf (B)
Konklusi
: Jika kamu benar, saya minta
maaf (B)
d)
Silogisma
Disjungtif
Premis 1 : p q
Premis 2 : ~ q
Konklusi : p
Jika ada kemungkinan bahwa kedua
pernyataan p dan q dapat sekaligus bernilai benar, maka argumen di bawah ini
tidak valid.
Premis 1 : p ∨ q
Premis 2 : q
Konklusi : ~ p
Tetapi jika ada kemungkinan kedua
pernyataan p dan q tidak sekaligus bernilai benar (disjungsi eksklusif), maka
sillogisma disjungtif di atas adalah valid.
Contoh Soal :
1)
Premis 1
: Pengalaman ini berbahaya atau membosankan (B)
Premis 2 :
Pengalaman ini tidak berbahaya (B)
Konklusi :
Pengalaman ini membosankan (B)
2)
Premis 1
: Air ini panas atau dingin (B)
Premis 2 : Air
ini panas (B)
Konklusi : Air ini
tidak dingin (B)
3)
Premis 1
: Obyeknya berwarna merah atau sepatu
Premis 2 :
Obyek ini berwarna merah
Konklusi : Obyeknya
bukan sepatu (tidak valid)
e)
Konjungsi
Premis 1 : p
Premis 2 : q
Konklusi : p q
Artinya : p benar, q benar. Maka p q benar.
f)
Tambahan
(Addition)
Premis 1 : p
Konklusi : p q
Artinya : p benar, maka p q
benar (tidak peduli nilai benar atau nilai salah yang
dimiliki q).
g)
Dilema
Konstruktif :
Premis 1 : (p q) (r s)
Premis 2 : ~ q ~ s
Konklusi : ~ p ~ r
J.
Bukti dalam Matematika
1.
Pembuktian Tidak Langsung
Pembuktian-pembuktian
yang telah kita bicarakan di atas, merupakan pembuktian yang langsung. Suatu
argumen adalah valid secara logis jika premis-premisnya bernilai benar dan
konklusinya juga bernilai benar. Berdasarkan pemikiran ini, jika premis-premis
dalam suatu argumen yang valid membawa ke konklusi yang bernilai salah, maka
paling sedikit ada satu premis yang bernilai salah. Cara pembuktian ini disebut
pembuktian tidak langsung atau pembuktian dengan kontradiksi atau reductio
ad absurdum.
Contoh Soal :
Premis 1 : Semua manusia tidak
hidup kekal (Benar)
Premis 2 : Chairil Anwar adalah
manusia (Benar)
Buktikan bahwa “Chairil Anwar
tidak hidup kekal” (premis 3) dengan melakukan
pembuktian tidak langsung.
Bukti :
Kita misalkan bahwa : Chairil
Anwar hidup kekal (premis 4) (dan kita anggap bernilai benar).
Maka berarti : Ada manusia hidup
kekal (premis 5).
Tetapi premis 5 ini merupakan
negasi dari premis 1. Yang sudah kita terima kebenarannya.
Oleh karena itu premis 5 ini
pasti bernilai salah.
Karena premis 5 bernilai salah
maka premis 4 juga bernilai salah. Sebab itu premis 3 bernilai benar.
Jadi terbukti bahwa “Chairil
Anwar tidak hidup kekal”.
Ringkasannya, kita dapat
membuktikan bahwa suatu pernyataan bernilai benar, dengan menunjukkan bahwa
negasi dari pernyataan itu salah. Ini dilakukan dengan menurunkan konklusi yang
salah dari argumen yang terdiri dari negasi pernyataan itu dan pernyataan atau
pernyataan-pernyataan lain yang telah diterima kebenarannya.
LATIHAN
SOAL
1.
Amati
pernyataan berikut ini:
p : Hari ini ahmad pergi ke toko
buku
q : Hari ini ahmad pergi ke
supermarket
Ubah kedua pernyataan diatas
dengan logika matematika di bawah ini:
A. p q
B. p ~q
C. ~ p q
D. ~ p ~q
2.
Tentukan
konvers, invers dan kontraposisi dari pernyataan di bawah ini:
"Jika hari ini hujan maka
Wayan mengendarai mobil"
3.
Tentukan
kesimpulan dari premis berikut:
Premis 1 : Jika Panji rajin
belajar maka ia lulus ujian
Premis 2 : Jika Panji lulus ujian
maka ia masuk universitas
4.
Tentukan
negasi dari pernyataan:
a)
Bogor
hujan lebat dan Jakarta tidak banjir.
b)
Hari ini
tidak mendung dan Budi membawa payung
5.
Tentukan
nilai kebenaran pernyataan majemuk dari (~p ∧ r) ∨ (~r ⇒ q)
KUNCI
JAWABAN
1.
Penyelesaian
:
A. p q : Hari ini Ahmad
pergi ke toko buku dan supermarket
B. p ~q : Hari ini Ahmad
pergi ke toko buku dan tidak ke supermarket
C. ~ p q : Hari ini Ahmad tidak
pergi ke toko buku tetapi ke supermarket
D. ~p ~q : Hari ini Ahmad tidak
pergi ke toko buku dan tidak ke supermarket
2.
Penyelesaian
:
Pernyataan di atas adalah
implikasi p q sehingga:
p : Hari ini hujan
q : Wayan mengendarai mobil
Konvers dari pernyataan tersebut
adalah q p
"Jika Wayan mengendarai
mobil maka hari ini hujan"
Invers dari pernyataan di atas
adalah ~p ~q
"Jika hari ini tidak hujan
maka Wayan tidak mengendarai mobil"
Kontraposisi dari pernyataan
tersebut adalah ~q ~p
"Jika Wayan tidak
mengendarai mobil maka hari ini tidak hujan"
3.
Penyelesaian
:
Kita gunakan prinsip silogisme
Premis 1 : p Þ q
Premis 2 : q Þ r
Konklusi : p Þ r
Maka kesimpulannya adalah :
"Juka Panji rajin belajar maka ia masuk universitas"
4.
Penyelesaian
:
Ingkaran (negasi) dari konjungsi.
a)
Bogor
hujan lebat dan Jakarta tidak banjir.
Ingat:
~(p ∧ q ) º
~p ∨ ~q
Sehingga ingkarannya adalah:
Bogor tidak hujan lebat atau
Jakarta banjir.
Hari ini tidak mendung dan Budi
membawa paying
Ingat:
~(p ∧ q ) º
~p ∨ ~q
Sehingga ingkarannya adalah:
Hari ini mendung atau Budi tidak
membawa paying
5.
Penyelesaian
:
BAB
III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Logika Matematika atau
Logika Simbol ialah logika yang menggunakan bahasa Matematika,
yaitu dengan menggunakan lambang-lambang atau simbol- simbol. Keuntungan atau
kekuatan bahasa simbol adalah: ringkas, univalent/bermakna tunggal, dan
universal/dapat dipakai dimana-mana.
Mata pelajaran Logika Matematika
mempelajari beberapa hal yang berkaitan dengan logika, seperti logika secara
kalimat, logika dalam pemrograman dan logika dalam rangkaian digital. Logika
dalam kalimat dinyatakan sebagai proposisi dan pola-pola argumen/pernyataan
logis dengan hukum-hukum logika. Logika dalam pemrograman diperlihatkan dengan
struktur dasar dari pemrograman dan aliran/kontrol program dengan flow chart.
Logika dalam rangkaian digital diperlihatkan dengan logika biner dan
gerbang-gerbang logika serta penyederhanaan dalam rangkaian.
Di dalam pembelajaran logika
matematika ini membahas tentang pernyataan majemuk beserta negasinya,
hukum-hukum logika, kontradiksi, tautologi, ekuivalensi pernyataan-pernyataan
majemuk, dan juga penarikan kesimpulan.
B.
SARAN
1.
Diharapkan
siswa dapat memahami mata pelajaran logika matematika dan mengaplikasikannya
dalam kehidupan nyata.
2.
Penulis
dalam menulis makalah ini menyadari masih banyak kekurangan, oleh karena itu
pembaca diharapkan memberikan kritik dan saran jika menemukan kesalahan dalam
penulisan makalah ini.
DAFTAR
PUSTAKA
Anonym. 2013. ”disjungsi nilai
kebenaran pernyataan” (online),
http://mafia.mafiaol.com/2013/06/disjungsi-nilai-kebenaran-pernyataan.html,
diakses tanggal 25 Maret 2016
Blogspot. 2014. “Makalah Logika
Matematika” (online),
(http://irwansahaja.blogspot.co.id/2014/11/makalah-logika-matematika.html),
diakses tanggal 25 Maret 2016
Joko, jokom 42. 2012.
“logika-matematika” (online),
https://jokom42joko.wordpress.com/2012/01/04/logika-matematika/,
diakses tanggal 27 Maret 2016
Matematikastudycenter. ”sma soal
pembahasan logika matematika” (online),
http://matematikastudycenter.com/kelas-10-sma/93-10-sma-soal-pembahasan-logika-matematika,
diakses tanggal 23 Maret 2016
Rumusmatematikadasar. 2015.
”contoh soal logika matematika dan pembahasannya sma kelas 10” (online),http://www.rumusmatematikadasar.com/2015/01/contoh-soal-logika-matematika-dan-pembahasannya-sma-kelas-10.html,
diakses tanggal 25 Maret 2016
Smartblogmathematic. “ingkaran”
(online),
https://smartblogmathematic.wordpress.com/ingkaran/,
diakses tanggal 27 Maret 2016
Sriyanto. 2007. Quick Math
(Cara Cepat Belajar Matematika).Yogyakarta : Penerbit Indonesiatera.
Tampomas, Husein. 2013. Seribu
Pena Matematika untuk SMA/MA kelas X. Jakarta : Penerbit Erlangga.
Komentar
Posting Komentar